Bab 26 Hentikan
Setelah melihat apa yang dilakukan Malini, rekan–rekan kerja di kantor memperlihatkan ketertarikannya pada drama tersebut.
Tentang menampar Aditya di depan banyak orang, ini bukan pertama kalinya Malini melakukan hal tersebut.
Setiap kali hal itu terjadi, Aditya sama sekali tidak akan melawan, apalagi menyalahkannya.
Dia bahkan akan berusaha membujuk dan menyenangkan hati Malini dengan senyuman di wajahnya pada akhirnya.
Dengan begitu, Aditya terkenal sebagai sosok yang sangat penurut.
Menyadari bahwa Malini masih tetap sekeras dulu, Aditya sudah tidak mau lagi mentolerirnya. Dia menjulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangannya untuk menghentikan gerakannya.
“Kau…” Malini tersulut amarahnya saat melihat Aditya berani melawannya.
Kaki kanannya secara refleks menendang bagian bawah tubuh Aditya sambil menghela napas kecil. “Ha!”
Mata Aditya tampak dingin saat melihat Malini mencoba menendang bagian pribadinya.
Dia mendorongnya dengan pelan, dan Malini langsung mundur beberapa langkah. Namun, posisinya yang tidak stabil, membuatnya jatuh langsung ke lantai dengan pantatnya.
Geri yang selalu berbicara dengan lembut langsung terkejut. Dia segera bergegas untuk membantu Malini berdiri dengan ekspresi wajah yang penuh kekhawatiran, dan bertanya dengan cemas, “Apakah kau baik–baik saja, sayangku?”
Aditya telah mempermalukannya di depan banyak orang sekali lagi. Malini sangat marah hingga wajahnya terlihat merah dan tampak mengerikan. Dia berteriak histeris pada Geri, “Geri, suruh bagian keuangan memotong gajinya untuk bulan sebelumnya. Biarkan dia mengemis makanan di jalanan!”
Aditya menanggapi dengan dingin, “Maafkan aku karena dia mungkin harus mengecewakanmu. Sebagai seorang supervisor, dia sama sekali tidak punya hak untuk memecat ataupun memotong gajiku!”
Geri berkata dengan dingin, “Hmph! Aku mungkin tidak punya hak, tapi manajer punya hak. Ini surat pemecatan untukmu, yang ditandatangani oleh manajer. Keluar sekarang juga dari perusahaan, atau aku akan memanggil satpam untuk mengusirmu.”
Dia kembali ke ruangannya untuk mengambil surat pemecatan Aditya. Kemudian, surat pemberitahuan itu dilemparkannya ke arah Aditya.
Aditya bertanya, “Benarkah begitu? Kalau begitu, aku ingin tahu siapa manajer yang telah mengacaukannya.”
Dengan segera, Aditya memungut surat pemberitahuan itu dan melihatnya sekilas. Kemudian, dia berjalan menuju ruang konferensi dengan surat itu di tangan.
Dia melihat sang manajer memasuki ruang konferensi sebelumnya saat dia masuk ke kantor.
Geri langsung panik begitu melihat Aditya akan mencari sang manajer. Dia dengan cepat mencoba menghentikan Aditya dan memarahinya, “Berhenti di sana! Tuan Wardana dan manajer yang lain sedang mengadakan pertemuan penting dengan para eksekutif perusahaan lainnya. Beraninya kau mengganggu mereka. Apa kau sudah bosan hidup?”
Dia berusaha sekuat tenaga untuk menjelekkan nama baik Aditya di depan sang manajer kemarin, sehingga sang manajer mau menandatangani surat pemberitahuan tersebut.
Jika peristiwa ini sampai terungkap, kebohongannya kemarin bisa dengan mudah tersingkap.
Namun, mustahil untuk menghentikan Aditya dengan tubuhnya yang kecil.
Aditya sampai di ruang konferensi dengan cepat dan menendang pintu dengan kencang.
Karena mereka telah mengambil keputusan untuk memecat diriku, maka aku tidak perlu bersikap sopan kepada mereka.
Mendengar pintu ditendang dengan keras, para eksekutif perusahaan yang berada di ruang konferensi menoleh ke arah pintu.
Ketika Miko melihat Aditya, matanya terbelalak, dan mengira dia telah melihat sesuatu!
Dia menurunkan kacamatanya dan membersihkannya terlebih dahulu sebelum memakainya
kembali.
Manajer yang menandatangani surat pemberitahuan untuk menyetujui pemecatan Aditya langsung berdiri dengan penuh kemarahan setelah melihat ada orang yang berani membuat
keributan.
Manajer tersebut memarahi Aditya dan Geri dengan suara rendah, “Apa yang kalian berdua lakukan!”
Geri sangat ketakutan, dan dengan cepat dia mencoba menarik Aditya keluar dari ruangan sambil berkata, “Maafkan aku, rekan–rekan pimpinan. Orang ini benar–benar sudah gila. Aku akan segera mengeluarkannya dari ruangan ini.”
Pada saat itu, Miko yang berjenggot tebal berdiri dan berteriak, “Berhenti sekarang juga!“