Dewa Perang yang Tersembunyi Chapter 8

Dewa Perang yang Tersembunyi Chapter 8

Bab 8 Penjahat yang Paling Dicari

“Nona, kami menduga bahwa kau telibat dalam penipuan penggunaan kartu bank pihak ketiga. Tolong ikut dengan kami ke kantor untuk penyelidikan lebih lanjut.” Dua petugas keamanan tiba-tiba muncul entah dari mana dan menahan Nina di sana sebelum menyeretnya dengan paksa ke dalam kantor. “Lepaskan aku! Apa yang kalian lakukan?” teriak Nina. Dia merasa sangat terkejut dan sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Keributan itu pun akhirnya menarik perhatian orang-orang yang berada di ruang tunggu. Sopir yang berdiri di belakang Nina sebelumnya juga dibuat tercengang oleh pemandangan yang terjadi di depan matanya. Dia mengira bahwa Nina adalah seorang penjahat yang tengah dicari dan berhasil dikenali. Bertepatan dengan itu, di internet sedang ada peringatan keras untuk pencarian seorang pelaku perdagangan manusia yang juga seorang wanita paruh baya seperti dirinya. Selain itu, semakin dilihatnya proporsi tubuh wanita itu, semakin mirip dengan penjahat itu. Untuk menghindari masalah, sang sopir memutuskan untuk melupakan soal membayar ongkos taksi yang hanya sekitar 60 dolar sebelum akhirnya memutar balik dan melarikan diri. Ketika staf tersebut menyaksikan petugas keamanan menangkap wanita itu, dirinya langsung pergi untuk memberi tahu manajernya. Kartu emas itu adalah simbol sebuah status dan kemewahan. Jika dia bisa menghindari kerugian pemilik kartu rose gold itu dan meninggalkan kesan yang baik pada pemiliknya, dia pasti akan mendapatkan jackpot. Manajer bank, yang merupakan seorang pria botak berusia empat puluhan, mendengarkan laporan stafnya dengan saksama. Setelah memvalidasi kartu rose gold, dia juga merasa sangat senang. Memiliki kartu rose gold bukanlah lagi hak istimewa bagi seorang taipan. Sebaliknya, hanya mereka yang sangat bergelimang harta dan terkemuka di kelasnya yang berhak memilikinya. Sang manajer memiliki pemikiran yang sama dengan stafnya pada saat itu. Jika dia bisa mendapatkan kartu emas itu dan mendapatkan bantuan dari pemiliknya, antara lain, manajemen pasti akan segera mempromosikannya dan memberikan kenaikan gaji. Ketika sang manajer sampai di depan pintu kantor, dia langsung memerintahkan stafnya, “Aku sudah memahami situasinya. Kau boleh kembali bekerja sekarang. Aku sendiri yang akan menangani kasus ini.” Kepanikan melanda staf tersebut saat mendengarnya. Pria botak ini jelas berusaha mengklaim semua pujian. Benar-benar babi yang egois! Dia ingin setidaknya mendapatkan kesempatan untuk mempertahankan haknya, dan berkata, “Tapi aku-” Detik berikutnya, dia langsung disela oleh manajernya. “Tidak ada tapi-tapian. Aku akan memanggilmu jika memang diperlukan. Itu saja!” Manajer itu langsung membanting pintu ruangan dan mengabaikan stafnya begitu saja. Hmph! Kuharap dia tersedak karena keserakahannya! Dia merasa marah, namun tidak ada yang bisa dilakukannya selain kembali ke kursinya. Sementara itu, saat manajer menginjakkan kaki di ruangannya, dia melihat dua orang satpam sedang memegangi seorang wanita yang berusia sekitar 50 tahun di sofa. Wanita itu meronta tanpa henti. “Ini adalah penyekapan ilegal. Segera panggilkan manajermu sekarang juga. Aku akan mengajukan keluhan terhadap kalian semua,” geram Nina. Kemarahan tergambar dengan jelas di wajahnya. “Tidak perlu. Akulah manajer di sini. Katakan padaku. Bagaimana kau bisa memiliki kartu ini?” sang manajer menanyai Nina dengan nada dingin sambil mendekatinya dan menyerahkan kartu berwarna emas itu. Bukankah ini kartu bank berwarna rose gold milik Aditya? Bagaimana kartu itu bisa ada di sini? Dilihat dari sikap sang manajer, Nina menduga bahwa kartu itu pasti bukan kartu biasa. Mungkinkah itu uang hasil pencucian uang? Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa tidak nyaman. Dia mencoba untuk menyangkal semua hubungan dengan kartu itu sekaligus. “K-Kartu ini bukan milikku! Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan!” Tatapan Nina nyaris goyah. Dia bahkan tidak berani menatap mata sang manajer. “Hmph! Mencoba untuk menyangkalnya, ya? Kalau begitu, lihatlah ini!” Menyaksikan wanita di depannya berpura-pura tidak bersalah dengan ekspresinya yang mencurigakan, sang manajer semakin yakin bahwa wanita itu memang telah mencuri kartu tersebut. Dia mengambil rekaman CCTV dari lobi tempat Nina berada sebelumnya dan segera memutarnya kembali. Sayangnya, kartu rose gold tersebut adalah salah satu kartu bank yang diberikan oleh Nina kepada petugas bank. Sudut bibir sang manajer menyeringai sambil mencibir, “Sudah tidak ada yang bisa dikatakan lagi, bukan? Apakah pria di belakangmu itu adalah kaki tanganmu?” Wajah Nina semakin memucat hingga menjadi putih mengerikan. Dia merasa bingung. “Aku benar-benar tidak tahu bagaimana kartu ini bisa masuk ke dalam tasku, dan aku juga sama sekali tidak tahu siapa pria itu. Sungguh, aku sama sekali tidak tahu apa-apa!” Menimbang bahwa wanita itu masih saja keras kepala dan tidak jujur, sang manajer mengambil keputusan untuk melampiaskan kemarahannya demi masa depan yang lebih baik. Dia mengarahkan pandangannya pada kedua petugas keamanan itu dan memerintahkan mereka, “Kalian berdua, hajar dia.” Petugas keamanan sama sekali tidak meresponnya. Sebaliknya, keduanya hanya bertukar pandang. Hal itu wajar saja karena mereka hanya petugas keamanan, dan tindakan penyerangan adalah sebuah kejahatan. Namun demikian, karena itu adalah perintah langsung dari atasan mereka, mereka terpaksa melakukan perintahnya. Jika tidak, mereka mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka. Manajer bisa mengetahui kekhawatiran mereka dari raut wajah mereka, sehingga dia meyakinkan mereka, “Aku akan bertanggung jawab jika terjadi masalah!” “Maafkan aku, Tuan. Memukuli orang itu melanggar hukum. Ditambah lagi, dia seorang wanita. Aku tidak bisa melakukannya.” Satpam yang lebih muda di antara keduanya terdengar cukup bersikeras ketika berbicara. Karena Nina tampak seumuran dengan ibunya sendiri, dia tentu saja tidak sanggup melakukannya. Kata-katanya membuat sang manajer kesal. “Dasar pecundang yang menyedihkan! Jika kau tidak memukuli dirinya, kemasi saja barang-barangmu dan pergilah. Kau bahkan tidak perlu datang bekerja lagi mulai besok dan seterusnya.” “Kalau begitu, aku lebih baik tidak usah bekerja. Siapa yang membutuhkan pekerjaan jelek ini?” Satpam muda itu juga marah. Dia lalu berbalik dan pergi. Hanya satpam yang lebih tua yang tetap berdiri terpaku di tempat, tidak yakin apakah akan pergi atau tetap tinggal. “Kenapa kau masih di sini?” teriak sang manajer, memelototi satpam yang masih diam mematung. “Aku… akan mengikuti perintahmu, Tuan. Aku akan menghajarnya sesuai permintaanmu.” Begitu yang satpam itu mengucapkan kata-kata tersebut, dia langsung melayangkan telapak tangannya dan mendaratkan sebuah tamparan keras di wajah Nina. Dia memiliki keluarga yang harus dinafkahi, jadi jika dia tidak bisa kehilangan pekerjaan ini, satu-satunya sumber pendapatan mereka akan hilang. Sebaliknya, satpam muda itu adalah seorang bujangan, jadi dia hanya perlu menafkahi dirinya sendiri. Tamparan itu terjadi dengan cepat, tanpa ampun, dan tepat. Pipi kanan Nina menjadi merah dan tampak bengkak dalam sekejap. “Beraninya kau memukulku! Kalian tunggu dan lihat saja nanti. Aku akan menuntutmu…” Sambil menutupi pipinya yang terbakar dengan tangannya, Nina tertegun sekali lagi. Tidak pernah dalam sejuta tahun dia tidak menyangka mereka akan benar-benar memukulnya. Merasa tidak berdaya, yang bisa dilakukannya hanyalah berteriak kepada mereka untuk menutupi rasa takutnya. “Katakan saja! Dari mana kau mendapatkan kartu ini?” tanya manajer itu lagi dengan wajah muram, sama sekali tidak menghiraukan ancaman Nina. Melihat raut mukanya, Nina semakin yakin bahwa Aditya memang telah melanggar hukum. Benar-benar ada yang salah dengan kartu ini! Untuk menyelamatkan putrinya dari masalah ini, dia sama sekali tidak punya pilihan selain menerima pukulan itu secara langsung. “Baiklah, karena dia tidak mau mengakui kebenaran, kerahkan seluruh kemampuanmu dan pukuli dia sampai dia membuka mulutnya!” Dengan wajah mengancam, sang manajer bersumpah untuk tidak akan pernah menyerah sampai dia berhasil menaklukkannya. Itu semua untuk mengamankan masa depannya yang cerah. Petugas keamanan langsung mengerahkan seluruh kemampuannya setelah mendengar kata-kata sang manajer. Maka dimulailah pukulan tanpa henti ke wajah Nina yang malang. “Ah! Oke, oke! Aku akan bicara. Tolong berhentilah memukulku. Seseorang telah memberikan kartu ini padaku. Aku akan memanggilnya sekarang juga.” Nina akhirnya menyerah setelah menerima selusin tamparan dari satpam. Dia hanyalah seorang wanita biasa, jadi dia sama sekali tidak bisa menahan penyiksaan seperti ini. Melihat wanita itu akhirnya menyerah, sang manajer dengan cepat memberikan ponsel kepadanya. Nina terisak-isak saat menelepon. “Suamiku, aku dipukuli oleh orang-orang di bank. Cepat bawa si bajingan Aditya itu kemari!” Dia tidak memiliki nomor telepon Aditya, jadi dia hanya bisa menghubungi suaminya. Ketika sang manajer mendengar Nina menelepon suaminya untuk membawa penjahat itu ke bank, dia merasa bahwa dugaannya telah terbukti. Dia berpikir bahwa hanya seorang buronan yang memiliki keinginan untuk mati yang akan begitu berani melakukan penipuan kartu emas seperti ini.

Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )

Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )

Score 9.5
Status: Ongoing Type: Author: Artist: , Released: 26/05/2023 Native Language: indonesia
Read Online  "Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )"  The prose are beautifully written in a style that readers of A Aditya work have come to expect. This novel is written by Aditya. She is a true storyteller, and The Gargoyle’s Captive is her best book.

Sinopsis: Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) 

Sebagai Dewa Perang, aku adalah mesin pembunuh di medan perang. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui identitas asliku. Tidak ada yang tak bisa aku taklukkan. Semua orang yang mengetahui identitasku pasti akan sangat menghormatiku. Hanya ada satu orang yang belum bisa aku taklukkan, istri kontrakku, Bella. Perjalananku untuk memenangkan hati Bella sepertinya masih panjang. Akankah aku berhasil? Akankah aku dan Bella bisa benar-benar bersatu?  

Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) 2023

Here You will get  Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) Foster 2023 by today, May 2023 at 9 Am update.

Top Author Name

Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )

(General Infomation)

Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )

Part :

How to read online maximum Chapters

Name of the Novel: 1 Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya )
website : 2 Alaniniz
Genres: : 3 Hot Romance, Romantic, Marriage, and Billionaire, Hot Romance
Chapters: 4 From 1 to Latest
Status So Far: 5 Ongoing
Updare Time : 6 morning
Rating: 7 9.2 Stars Out of 10
Language: 8 indonesia

 

Frequently Asked Questions

Has Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) ?
Drop by ( Aditya ) A Good Novel To Read Online?

Yes, of course, you will definitely enjoy this newest novel, Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) . It is getting popular and easily available to read online with all its chapters.

What Storyline Did Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) ?

This novel is based on the dark side of marriage and divorce. It’s a romantic genre story to read with the characterization of couple Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) following up with many incidents around.

How Many Chapters Are There In Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) Novel Read Online?

You can read all chapters of Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) novel online. In fact, the story or book is available with complete status.

Who Is The Author Of Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) ?

The novel Dewa Perang yang Tersembunyi ( Aditya ) comes under the authorship of Eleven Jewells.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Options

not work with dark mode
Reset